Selasa, 13 November 2012

Contoh Pengajuan Judul Skripsi

PERAN PEMBINA OSIS DALAM MENANAMKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS DI SMA PGRI 89 CIPANAS CIANJUR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konstitusi Nasional Indonesia tercantum bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, karena pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang N0.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 4, dileaskan bahwa : “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan peubahan Zaman” Dari kutipan diatas, terlihat bahwa pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia difokuskan pada nilai-nilai agama dan serta mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Untuk melaksanakan Program pendidikan tersebut pemeritah membangun lembaga-lembaga baik dari tingkat dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya adalah guru ebagai pendidik, dan siswa sebagai peserta didik. Pembinaan terhadap siswa dalam lingkungan pendidikan formal adalah suatu keharusan yang pelaksaanya dilakukan melalui kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler, hal ini sesuai dengan pendapat A. Kosasih Djahiri (1985:3) Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsungkontinyu ( terus menerus sepanjang hayat ) kearah membina manusia / anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya “ Pemerintah juga telah berupaya dalam mengatasi masalah pendidikan Indonesia, dengan dikeluarkannya suatu undang-undang Sistem Pendidikan Nasonal No.20 tahun 2003 tentang tujuan sistem pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Berdasarkan penjelasan diatas, sekolah merupakan lembaga pendidikan dalam membina sikap kepemimpinan siswa dengan melalui berbagai jenis kegiatan yang positif di sekolah. Keputusan jelas Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.1 : 226C/Kep/0/1992, Pedoman Pembinaan Kesiswaan, bahwa : “Tujuan pembinaa kesiswaaan adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif peran para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha san pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan Nasional,menumbuhkan daya tangkap pada diri seiswa terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam sekolah, memantapkan kegiatan ekstra kulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat serta nilai-nilai”45 serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani” Atas dasar pengertian diatas mengandung arti bahwa sekolah memiliki peranan yang penting dalam membina sikap kepemimpinan, dan brbagai kegiatan positif di sekolahmelalui organisasi kesiswaan yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan dalam melaksanakan pembangunan nasional, hal ini sesuai dengan pendapat Kartini Kartono (1982:7) “Organisasi adalah sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok yang bekerja sama mengarah pada tujuan bersama di bawah kewenangan dan kepemimpinan “ Upaya yang dilaksanakan di sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswa di sekolah adalah melalui kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). OSIS memiliki berbagai macam fungsi atau peranan dalam mencapai tujuan tertentu. Peranan OSIS sebagai jalur pembinaan kesiswaan adalah : 1. Sebagai wadah OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung terciptanya tujuaan pembinaan kesiswaan 2. Sebagai Penggerak OSIS tampil sebagai penggerak, harus dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan untuk menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan memberikan kepuasan kepada anggotanya. OSIS didalamnya berfungsi sebagaisalah satu cara untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa, baik prilaku didalam maupun diluar sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain, baik secara perseorangan, maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Ralp M Stagdill (1950) yaitu “Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisir dalam usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan” Hal ini membuktikan bahwa sikap kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan kearah kedewasaan, dan dapat menunjang tujuan dari pendidikan nasional. Di lembaga sekolah komponen yang paling berpengaruh dalam pembinaan OSIS adalah Pembina OSIS. Dengan demikian maju tidaknya dan berkembang tidaknya organisasi OSIS di sekolah adalah sangat dipengaruhi pleh eksistensi Pembina OSIS. Berdasarkan pemikiran itulah, maka penulis mengadakan penelitian sebagai pengembangan pengetahuan dan sebagai salha satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Kewarganegaraan Negara FKIP Universitas Suryakancana Cianjur dengan mengetengahkan judul “PERAN PEMBINA OSIS DALAM MENANAMKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS DI SMA PGRI 89 CIPANAS CIANJUR”. 1.2 Rumusan dan Pembahasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Berdsarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yakni penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimana peranan Pembina OSIS dalam menanamkan kepemimpinan pengurus OSIS di SMA PGRI 89 Cipanas Cianjur? 1.2.2 Pembatasan Masalah Agar masalah yang akan di bahas memperoleh kejelasan dan mencapai tujuan yang tepat, maka penulis membuat pembatasan malsalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dapat menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi pengurus OSIS ? 2. Bagaimana pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dapat menanamkan budi pekrti luhur pengurus OSIS? 3. Bagaimana pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dapat menanamkan pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS? 4. Bagaimana pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dapat menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri dari pengurus OSIS? 5. Bagaimana pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dapat menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS? 6. Bagaimana petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program dapat menanamkan keimanan dan ketaqwaan pengurus OSIS? 7. Bagaimana petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program dapat menanamkan budi pekerti luhur pengurus OSIS? 8. Bagaimana petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program dapat menanamkan memiliki pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS? 9. Bagaimana petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program dapat menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS? 10. Bagaimana petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program dapat menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS? 11. Bagaimana pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan OSIS dapat menanamkan keimanan dan ketaqwaan pengurusOSIS? 12. Bagaimana pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan OSIS dapat menanamkan budi pekerti luhur pengurus OSIS? 13. Bagaimana pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan OSIS dapat menanamkan memiliki pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS? 14. Bagaimana pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan OSIS dapat menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS? 15. Bagaimana pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan OSIS dapat menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS? 1.3 Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.1.2 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui peranan Pembina OSIS dalam menanamkan sikap kepemimpinan pengurus OSIS di SMA PGRI 89 Cipanas Cianjur. 1.3.1.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin di capai penulius dalam penelitian masalah ini : 1. Ingin mengetahui pengarahan dari Pembina OSIS dalam rapat pengurus OSIS dalam menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi pengurus OSIS. 2. Ingin mengetahui pengarahan dari Pembina OSIS dalam rapat pengurus OSIS dalam menanamkan budi pekerti luhur pengurus OSIS. 3. Ingin mengetahui pengarahan dari Pembina OSIS dalam rapat pengurus OSIS dalam menanamkan pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS. 4. Ingin mengetahui pengarahan dari Pembina OSIS dalam rapat pengurus OSIS dalam menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS. 5. Ingin mengetahui pengarahan dari Pembina OSIS dalam rapat pengurus OSIS dalam menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS. 6. Ingin mengetahui petunjuk Pembina OSIS dalam pembuatan program kerja dalam menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi pengurus OSIS. 7. Ingin mengetahui petunjuk Pembina OSIS dalam pembuatan program kerja dalam menanamkan budi pekerti luhur pengurus OSIS. 8. Ingin mengetahui petunjuk Pembina OSIS dalam pembuatan program kerja dalam menanamkan memiliki pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS. 9. Ingin mengetahui petunjuk Pembina OSIS dalam pembuatan program kerja dalam menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS. 10. Ingin mengetahui petunjuk Pembina OSIS dalam pembuatan program kerja dalam menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS. 11. Ingin mengetahui pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksaan kegiatan OSIS dalam menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi pengurus OSIS. 12. Ingin mengetahui pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksaan kegiatan OSIS dalam menanamkan budi pekerti luhur pengurus OSIS. 13. Ingin mengetahui pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksaan kegiatan OSIS dalam menanamkan memiliki pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS. 14. Ingin mengetahui pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksaan kegiatan OSIS dalam menanamkan kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS. 15. Ingin mengetahui pemantauan Pembina OSIS dalam pelaksaan kegiatan OSIS dalam menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Berkaitan dengan masalah kegunaan penelitian ini penulis membagi ke dalam dua kegunaan penelitian yaitu : 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, juga untuk menambah wawasan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, sebab pada hakekatnya Pendidikan Kewarganegaraan didalamnya membawa misi utuk menanamkan disiplin pada diri siswa serta sekaligus bertujuan untuk mentranfer nilai-nilai dan sikap budaya bangsa pada anak didik ditingkat sekolah. Bagi calon pendidik, hasil penelitian ini dapat dijadikan bekal dan pedoman untuk mempersiapkan diri bila suatu saat dimasa dating terjun langsung ke lapangan. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini diharaopkan dapat dijadikan sebagai pedoman yang memberikan gambaran untuk peningkatan proses pendidikan selanjutnya. Sehingga pada akhirnya dapat menngkatkan kualitas pendidikan. Disamping berguna sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang srjana pendidikan, lebih jauh penelitian ini brguna untuk memberikan tambahan wawasan yang relevan dengan masalah penelitian yang akhirnya dapat memperbaiki kesalahan, melengkapi kekurangan serta lebih meningkatkan pengkajian ilmu-ilmu yang dipandang dapatmemberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat. 1.4 Anggapan Dasar Dan Hiptesis 1.4.1 Anggapan Dasar Adapun yang dimaksud dengan anggapan dasar menurut Winaro Surachmad yang dikutif oleh Suharimi Arikunto (1997 : 24) ialah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (1991 : 59), menyatakan sebagai berikut : “Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas” Dalam penulisan skripsi ini,penulis mengemukakan anggapan dasar itu adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu, (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia / anak didik menjadi insane paripurna dewasa dan berbudaya. (A.Kosasih Djahiri 1995:3) 2. Organisasi adalah system kegiatan terkoordinasi dari kelompok yang bekerja sama mengarah tujuan bersama dibawah kewenangan dan kepemimpinan. (Kartini Kartono 1992:7) 3. Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang yang disebut bawahan. (Sondang P Siagian 1997) 4. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang teroganisir dalam usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan (Ralp M Stagdill) 5. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektipitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu (G.L Freeman & E.K Taylor 1990) 6. Materi pembinaan kesiswaan mencakup : 1. Pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara 3. Pembinaan pendidikan pendahuluan bela Negara 4. Pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur 5. Pembinaan organisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan 6. Pembinaan keterampilan dan kewirausahaan 7. Pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi 8. Pembinaan persepsi, apresiasi dan kreasi seni(keputusan Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan No. 226/C/Kep/0/1992 tentang Pembinaan kesiswaan) 1.4.2 Hipotesis Perumusan beberapa dugaan sementara merupakan langkah yang penting dilakukan oleh peneliti sebelum fakta dan data diperoleh dalam suatu penelitian. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan (Nana Sudjana,1997:37). Sedangkan Suharsami Arikunto (1997 : 62) menjelaskan bahwa : “Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul”. Selanjutnya dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : 1.4.2.1 Hipotesis Umum “Jika Pembina OSIS dapat melakukan Pembinaan organisasi kesiswaan di sekolah, maka sikap kepemimpinan siswa akan meningkat”. 1.4.2.2 Hipotesis Khusus 1. Jika pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dilaksanakan dengan baik maka keimanan dan ketaqwaan pengurus OSIS akan meningkat. 2. Jika pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dilaksanakan dengan baik maka budi pekerti luhur pengurus OSIS akan meningkat. 3. Jika pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dilaksanakan dengan baik maka pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS akan meningkat. 4. Jika pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dilaksanakan dengan baik maka kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS akan meningkat. 5. Jika pengarahan dari Pembina dalam rapat pengurus OSIS dilaksanakan dengan baik maka rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS akan meningkat. 6. Jika petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program kerja dilaksanakan dengan baik maka keimanan dan ketaqwaan pengurus OSIS akan meningkat. 7. Jika petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program kerja dilaksanakan dengan baik maka budi pekerti luhur pengurus OSIS akan meningkat. 8. Jika petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program kerja dilaksanakan dengan baik maka pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS akan meningkat. 9. Jika petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program kerja dilaksanakan dengan baik maka kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS akan meningkat. 10. Jika petunjuk Pembina Osis dalam pembuatan program kerja dilaksanakan dengan baik maka rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS akan meningkat. 11. Jika pemantauan dari Pembina dilaksanakan dengan baik maka keimanan dan ketaqwaan pengurus OSIS akan meningkat. 12. Jika pemantauan dari Pembina dilaksanakan dengan baik maka budi pekerti luhur pengurus OSIS akan meningkat. 13. Jika pemantauan dari Pembina dilaksanakan dengan baik maka pengetahuan dan keterampilan pengurus OSIS akan meningkat. 14. Jika pemantauan dari Pembina dilaksanakan dengan baik maka kepribadian yang mantap dan mandiri pengurus OSIS akan meningkat. 15. Jika pemantauan dari Pembina dilaksanakan dengan baik maka rasa tanggungjawab yang tinggi pengurus OSIS akan meningkat. 1.5 Identifikasi Variabel Pengertian Variabel yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1993 : 99) adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. 1.5.1 Variabel Bebas Menurut Suharsimi Arikunto (1993 :99) dalam penelitian yang mempelajari sesuatu treatment terdapat variable penyebab (X) atau variable bebas (Independent Variabel). Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah peranan Pembina OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah ). Adapun indicator variable ini sebagai berikut : 1. Memberikan pengarahan rapat pengurus OSIS 2. Memberikan petunjuk dalam pembuatan program kerja OSIS 3. Melakukan pemantauan pelaksaan kegiatan OSIS 1.5.2 Variabel terikat Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 99), bahwa variable akibat (X) atau variable tergantung atau Dependen Variabel. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah sikap kepemimpinan siswa. Adapun indicator variable ini sebagai berikut 1. Memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Berbudi pekerti luhur 3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan 4. Berkepribadian yang mantap dan mandiri 5. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi (Himpunan Peaturan dan Pedoman Pembinaan Kesiswaan; Koprasi Pegawai Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat) 1.6 Populasi Dan Sample 1.6.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikuto (1993 : 102), yang dimaksud populasi adalah : “ Keseluruhan subyek peneliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua element yang ada pada wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, study atau penelitiannya juga disebut study populasi atau study sensus” Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI 89Cipanas Cianjur yang menjadi pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) periode 2009-2010. Yang berjumlah 20 orang. 1.6.2 Sample Mengingatjumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka penulis mengambil jumlah kesemuaannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam mengambil sample ini penulis menggunakan ketentuan dari Suharsimi Arikunto (1993 : 907), yaitu : “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”. Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil sample dalam penelitian ini adalah semuanya, hal ini dikarenakan subyeknya kurang dari 100. Untuk lebih jelasnya bias dilihat dalam table berikut : NO POPULASI SAMPEL JUMLAH 1 SELURUH PENGURUS OSIS 20 20 20 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar